Ayah adalah teman bermain.

Bermain adalah cara anak berkomunikasi menggunakan semua indera dan bagian tubuhnya.

Ingatan dan ketrampilan terbaik dibangun lewat bermain.

Bermain itu menyenangkan. Jika kita tidak melakukannya dengan sepenuh hati, anak kita pun tidak.

Keluarga kita memerlukan keberadaan dan keterlibatan kita.

Ayah adalah guru.

Ayah adalah guru unik yang tak tergantikan.

Yang membuat kita hebat di tempat kerja dapat membantu kita jadi ayah yang lebih baik. Misal: Jika kita terampil mengatur keuangan perusahaan, kita bisa mengajarkan cara terbaik mengelola uang pada anak.

Anak laki-laki dan anak perempuan membutuhkan ayah dalam cara yang berbeda.

Ayah adalah pelindung.

Tujuan kita adalah membantu anak membantu dirinya sendiri.

Ketahui perbedaan antara: pertanyaan, permintaan, pilihan, dan jawaban.

Jadilah ‘mata-mata’. Kenali ‘siapa’ anak kita.

Harapkan yang terbaik dan cintai yang terburuk dari anak.

Ayah adalah teman seperjalanan.

Peran kita bukanlah ‘membantu istri kita’. Berbagi kebahagiaan artinya berbagi tanggung jawab.

Keluarga kita perlu tindakan nyata, juga waktu untuk mengobrol dan berbagi.

Berhenti bermain peran ‘ menjadi si jahat’ dan ‘menjadi si baik‘ saat menghadapi anak.

Kita bukan ayah kita, pasangan kita bukanlah ibunya dan jelas bukan ibu kita.

Kenapa penting? Karena ini bukan soal diri kita (lagi).