Psikolog Tari Sandjojo menjawab beberapa pertanyaan seputar, kapan anak mulai jatuh cinta? Apa yang terjadi saat anak naksir temannya? Apa yang tidak perlu orangtua lakukan? Simak catatan dari #Ngorbit di timeline twitter @RumahMainCikal hari Minggu lalu.
Anak mulai tertarik dengan lawan jenisnya berawal dari rasa ingin tahu karena adanya perbedaan anatomi: rambut lurus dan ikal, kulit hitam dan putih, lalu ke perbedaan laki-laki dan perempuan. jadi ketertarikan sebenarnya sudah dimulai sejak balita.
Jatuh cinta adalah hal yang wajar dan merupakan tahap perkembangan yang harus dilalui anak. Persiapan yang perlu dilakukan orangtua adalah memahami hal yang dialami anak di tahap perkembangannya agar dapat bereaksi tepat, tidak panik berlebihan, juga tidak acuh.
Jatuh cinta yang merupakan awal hubungan intim biasanya terjadi pada tahap akhir masa remaja yaitu 15-18 tahun. Maka jatuh cinta sebelum usia ini, belum dapat dikategorikan sebagai jatuh cinta yang sesungguhnya, namun lebih didasari atas persamaan minat, butuh perhatian, atau butuh perasaan berhasil.
Saat jatuh cinta, anak seperti ‘anak kecil yang punya mainan baru’. ‘Mainan’ ini akan menyita banyak waktunya. Biasanya dorongan terbesar adalah untuk ngobrol (chat buddy) atau ingin bertemu. Maka diperlukan adanya aturan yang disepakati bersama.
Aturan dan kesepakatan tidak bisa serta merta ada dan tiba-tiba berlaku hanya saat anak jatuh cinta. Aturan dan kesepakatan perlu ada dari sebelumnya. Misal: Aturan penggunaan handphone seperti kapan menyala, kapan sudah harus off, kapan ortu boleh cek, aturan password; apa saja batasannya sudah harus ada sejak handphone diserahterimakan.
Kalau kita tahu anak sedang jatuh cinta, dibahas saja. Hindari meledek atau langsung melarang. Tanyakan seputar hal-hal yang membuatnya tertarik pada temannya. Ceritakan juga pengalaman kita. Jaga intonasi, intonasi meninggi bisa diartikan oleh anak: “Memang aku ngapain, sih?”
Memiliki komunikasi yang baik tidak bisa serta merta. Harus dibangun sejak dini dan tidak menjamin anak akan sepenuhnya terbuka dengan kita, ada masa di mana anak akan menjadi tertutup. Tergantung tipe kepribadian anak.
Do’s and dont’s dalam naksir & pacaran, tergantung peraturan dalam keluarga masing-masing dan nilai yang penting dalam keluarga. Misalnya, pacaran serius baru boleh mulai 17 tahun. Orangtua bisa “ikut campur”, tapi perlu “smart” dan tepat.
Cek perubahan perilaku anak saat jatuh cinta: Bagaimana efek ke pelajaran sekolah, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan PR, dll. Komunikasi juga dengan guru sekolahnya, untuk tahu perubahan perilaku di sekolah. Semestinya efeknya positif.