1
Ngompol adalah buang air kecil yang tidak bisa dikontrol, padahal anak sudah berhasil melalui proses toilet training. Jika belum toilet training, namanya bukan ngompol tapi buang air kecil, baik saat tidur atau terjaga.
2
Sebenarnya, kondisi tubuh anak mulai siap untuk toilet training di usia 2 tahun ke atas. Jadi walaupun ada yang mau memulai di usia yang lebih muda, tidak menjamin keberhasilan yang lebih cepat. Tapi kalau tubuh anak memamg sudah siap, kemungkinan berhasil akan lebih besar.
3
Penyebab ngompol ada macam-macam, mulai dari memang masih dalam proses toilet training, kandung kemih yang cenderung lebih kecil, ketidakseimbangan hormon, stres, diabetes, atau ada masalah dalam sistem tubuhnya. Namun, biasanya ngompol dianggap normal jika terjadi pada usia di bawah 7 tahun.
4
Jika di usia 5 tahun masih mengompol, sebaiknya mulai waspada. Artinya, perlu lakukan observasi lebih mendalam dan konsultasi dengan ahli tumbuh kembang.
5
Antisipasinya, orangtua harus tahu ‘jadwal’ BAK si kecil, tahu jarak waktu antara konsumsi cairan/minum dengan BAK-nya.
6
Jika jadwalnya sudah diketahui dengan pasti, akan lebih mudah untuk membantu anak. Misalnya, ajak dia ke toilet saat mendekati waktu BAK-nya.
7
Kurangi minum sebelum tidur malam atau minum terakhir 30 menit sebelum waktu tidur. Jika perlu, setelah membaca cerita sebelum tidur, ajak dia BAK lagi.
8
Seperti juga proses belajar lainnya, jangan buat anak stres. Namanya belajar, ya pasti ada masa-masa ‘gagal’ (ngompol)
9
Ingatkan anak bahwa jika ingin BAK malam-malam, sebaiknya ke kamar mandi saja. Sampaikan dampak negatif jika menahan BAK. Pastikan area menuju kamar mandi terang, jadi anak tidak takut.
10
Ada kasus ngompol yang disebabkan anak takut jalan sendiri ke kamar mandi, karena lorongnya gelap. Setelah diberi lampu agar lebih terang, dia tidak mengompol lagi.
11
Sebenarnya, jika anak sudah punya kontrol terhadap organ tubuh yang digunakan untuk buang air, dia akan bangun sendiri di malam hari.
12
‘Kecelakaan’ ngompol beberapa kali selama dalam proses belajar itu wajar, kok. Biasanya orangtua memakaikan popok di malam hari hanya di awal proses. Jika setelah beberapa kali tidak ngompol, popok tidak perlu lagi dipakaikan di malam hari.
13
Satu lagi yang perlu diingat, ngompol ini biasanya bukan perilaku yang disengaja, lho. Jadi hindari memarahi atau menghukum, karena tidak tepat. Anak justru butuh dukungan.
14
Katakan, “Waduh, kamu ngompol, ya? Yuk, kita bersihkan sama-sama.”
15
Sebaliknya, penting untuk memberikan penghargaan saat anak tidak ngompol atau ikut membantu anak membersihkan bekas ompolnya.
16
Penting untuk anak juga punya andil dalam membersihkan ompolnya. Sekecil apa pun andilnya, misalnya mengambil pel atau memasukkan sprei ke mesin cuci.
17
Jika anak masih di bawah 2 tahun dan belum bisa berdiskusi, observasi lebih lanjut saja. Kapan minum terakhir, berapa banyak, dll.
18
Yang pasti, jika ngompol terjadi di atas 5 tahun atau setelah sekian lama tidak ngompol, bawa anak untuk berkonsultasi ke psikolog atau dokter anak.
19
Dokter anak bisa membantu jika memang ada kelainan sistem tubuh, sementara psikolog bisa mendeteksi ada tidaknya faktor stres atau emosi.
20
Bawa juga ke dokter jika ngompolnya disertai rasa sakit atau air seninya berwarna merah atau lebih gelap.
***
Jika Anda ingin mengajukan pertanyaan seputar parenting, silakan isi komen di bawah ini, atau kirim ke twitter @24hrParenting dan email: halo@24hoursparenting.com. Simak juga #NGORBIT di Twitter @RumahMainCikal bersama psikolog @TariSandjojo.