1
Mengurung anak di kamar mandi, atau di tempat lain yang tidak menyenangkan atau menerapkan setrap, sering menjadi salah satu bentuk disiplin atau konsekuensi yang digunakan orangtua ataupun guru.
2
Tindakan mengurung dan mengisolasi adalah teknik yang sudah lama digunakan pada pasien dengan masalah kesehatan mental. Riset menunjukkan efek trauma yang ditimbulkan sangat besar dan banyak tragedi, termasuk kematian, yang diasosiasikan dengan penanganan ini.Saat ini, banyak sekali peraturan yang mengatur dan melarangnya.
3
Mengusung atau mengisolasi anak di kamar mandi bukan solusi yang efektif untuk memperbaiki perilaku. Apalagi bila sebelum dan sesudahnya disertai dengan hardikan atau bentakan, ancaman atau ceramah berkepanjangan atau bahkan hukuman fisik.
4
Dasar utama dari pendukung isolasi adalah membuat anak berada dalam situasi yang tidak menyenangkan dan tidak mendapatkan perhatian atas perilakunya yang bermasalah. Mengisolasi anak adalah teknik yang populer karena sangat mudah dilakukan orangtua.
5
Isolasi seringkali berhasil menghilangkan gejala perilaku negatif dalam jangka pendek karena anak takut. Namun, isolasi tidak menyentuh akar masalah perilaku dan tidak menjadi pengalaman belajar bagi anak.
6
Ada orangtua yang juga melakukan isolasi saat anak menunjukkan perilaku bermasalah semata-mata karena tidak mempunyai alternatif lain atau karena mengulang teknik yang dialaminya saat ia masih anak-anak.
7
Setiap kali anak melakukan perilaku yang tepat, orangtua perlu mencoba memahami pola perilakunya dan penyebab yang mendorong munculnya masalah.
8
Membuat anak berdaya mengenali dan menyelesaikan masalahnya adalah tujuan utama dari disiplin dan interaksi dengan orangtua.
9
Dalam situasi saat anak melakukan sesuatu karena membutuhkan perhatian, maka yang penting dilakukan justru memberikan anak banyak kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama orangtua dalam situasi saat perilakunya positif.
10
Mengisolasi anak sering dipandang sebagai penolakan oleh anak. Kebutuhan anak untuk berinteraksi dengan orang tua sangat tinggi, terutama justru saat ia sedang mengalami konflik atau letupan emosi.
11
Saat anak menunjukkan masalah perilaku atau mengalami konflik emosi, yang dibutuhkan adalah percakapan dan bantuan mencari solusi, bukan isolasi dari orangtua.
12
Mengisolasi anak saat ia melakukan kesalahan dengan tujuan menghukum, juga mengirimkan pesan bahwa cinta orangtua ‘bersyarat’ , hanya muncul saat anak ‘sempurna’ dan tidak saat anak mengalami masalah.
13
Memisahkan anak dari orangtua atau situasi (bukan mengisolasi atau mengurung) bisa efektif dalam situasi khusus. Salah satu penyebab utama masalah anak adalah stimulasi yang berlebihan dan ia butuh menenangkan diri. Ada pula situs saat justru orangtua yang mengalami emosi berlebihan dan butuh memisahkan diri sementara dari anak.
14
Pada saat memisahkan anak, harus diingat agar pesan yang disampaikan jelas dan singkat bahwa tujuannya mengendalikan emosi atau menenangkan diri.
15
Berapa lama pemisahan terjadi diserahkan pada anak, tergantung kemampuannya. Orangtua juga perlu mengamati tanda-tanda saat anak sudah mulai relaks dan reda emosinya.
16
Saat anak atau orangtua memisahkan diri dari situasi yang negatif, tidak berarti harus berada di ruangan yang berbeda. Memisahkan anak dari konflik kemudian memangkunya di area yang lain pun bisa membantunya menenangkan diri.
17
Pastikan anak tahu bahwa ada tetap ‘hadir’. Katakan, “Mama tunggu dibalik pintu ya, kalau kamu mau Mama masuk, panggil aja. Atau kalau kamu sudah tenang keluar kesini.”
18
Langsung setelah anak tenang atau setelah anak memulai kontak, pastikan interaksi yang terjadi positif, baik lewat sentuhan/kontak fisik atau alternatif kegiatan lain. Refleksi dan pembahasan masalah disiplin atau emosi bisa dilakukan saat itu, atau menunggu situasi lain yang lebih tepat asal tidak terlalu lama.
19
Jangan pernah memaksa atau mendorong anak untuk memisahkan diri. Hal ini hanya akan membuat orangtua makin marah, dan anak makin melawan.
20
Bila anak mengusulkan cara lain untuk membantu ia mengendalikan emosi, misalnya justru berpelukan dengan ibu atau distraksi lewat permainan, maka biarkan anak mencoba cara tersebut.
21
Penggunaan teknik disiplin harus dilakukan tetap dengan menghormati dan tidak mempermalukan anak.
22
Proses disiplin adalah proses mendidik. Prinsipnya, orangtua perlu memiliki berbagai alternatif teknik disiplin yang membantu anak mengatasi masalah perilaku dan mengendalikan emosi sesuai kebutuhannya