1.
Jenis hubungan seperti apa yang akan dimiliki orangtua dengan anak, adalah salah satu pilihan terpenting yang akan menentukan banyak aspek pengasuhan dan keberhasilannya.
2.
Inti dari mengasuh dan mendisiplinkan anak bukan tentang soal menggunakan teknik yang benar tetapi soal memiliki hubungan yang baik.
3.
Tujuan pengasuhan dan perspektif kita tentang perilaku anak sangat mempengaruhi kualitas hubungan kita dengan anak.
4.
Kita mudah sepakat bahwa tujuan pengasuhan adalah mengembangkan anak yang mempunyai disiplin dari dalam diri, mampu mengambil keputusan dan menghadapi tantangan, percaya dan bahagia dengan dirinya dan kemampuannya.
5.
Kita juga tidak ingin anak yang tumbuh menjadi penurut karena terpaksa, tidak mampu mengekspresikan diri, dan tergantung pada penilaian orang lain atau lingkungan.
6.
Masalah muncul karena seringkali kompetensi yang kita ingin dimiliki anak menjadi ideal hanya pada saat dia berhadapan dengan orang lain atau lingkungan. Kompetensi ini menyulitkan dan tidak kita inginkan saat berhubungan dengan kita sebagai orangtuanya.
7.
Tantangan utama untuk memiliki hubungan yang baik adalah karena tugas sebagai orangtua seringkali membingungkan, sangat dinamis dan melelahkan. Seringkali di saat sulit, orangtua mengorbankan tujuan jangka panjang dan pentingnya hubungan yang baik dengan mengambil alternatif solusi yang “berhasil” dalam jangka pendek.
8.
Kita meminta anak diam saat kita marah padahal kita yakin bahwa kemampuan berargumentasi esensial. Kita mengontrol pilihan anak saat kita terburu-buru, padahal sadar bahwa kemampuan mengambil keputusan dibutuhkan oleh anak.
9.
Konsistensi pengasuhan kita dengan tujuan jangka panjang adalah salah satu penentu utama kuat tidaknya hubungan kita dengan anak dan keberhasilan pengasuhan.
10.
Orangtua jarang mempertanyakan perspektifnya tentang perilaku anak. Kita perlu menyesuaikan ekspektasi akan perilaku anak dan peran orangtua sesuai dengan tahap perkembangannya.