Refleksi Orangtua atas Kemandirian Anak

1. Kemandirian anak dibentuk setelah anak cukup umur.

Kenyataan: Anak bisa belajar mandiri sejak dini untuk tugas yang sesuai dengan usia dan kemampuan anak. Bila tidak diajarkan sejak dini, maka proses belajar kemandirian akan semakin sulit. Solusi: Pelajari tahap perkembangan anak. Ajarkan anak untuk mandiri pada aktivitas sesuai usia dan perkembangan anak.

2. Anak belajar mandiri secara alami sesuai usia dan perkembangan kemampuannya

Kenyataan: Anak belajar dari perilaku dan respon orangtua terhadap dirinya. Bila orangtua memberi respon yang keliru, anak tidak belajar untuk jadi mandiri. Solusi: Bersikap proaktif untuk menstimulasi anak agar belajar mandiri.

3. Anak harus bisa mandiri terlebih dahulu sebelum mendapat kepercayaan dari orangtua.

Kenyataan: Kepercayaan tulus dari orangtua justru menjadi bekal buat anak untuk belajar mandiri. Kepercayaan dari orangtua membuat anak percaya diri untuk mencoba memenuhi keperluannya sendiri. Solusi: Bangun kepercayaan pada anak. Beri kesempatan pada anak untuk melakukan aktivitas sesuai usia dan kemampuannya. Mintalah anak menceritakan pengalamannya tersebut.

4. Membangun kemandirian berarti membiarkan anak beraktivitas sendirian.

Kenyataan: Ketika orangtua membiarkan, justru anak merasa sendirian dan belajar bahwa dirinya tidak berharga di mata orang lain. Solusi: Meski anak beraktivitas sendiri, tetap beri perhatian penuh pada anak. Jadilah orangtua siaga, yang siap mendampingi anak menghadapi kesulitan.

5. Tugas orangtua adalah membantu anak.

Kenyataan: Bila orangtua selalu membantu anak maka anak belajar untuk menunggu bantuan dari orangtua. Tugas orangtua bukan membantu anak, tapi memfasilitasi agar anak belajar mandiri memenuhi kebutuhannya sendiri. Solusi: Beri bantuan pada anak ketika anak minta tolong atau anak berada dalam kondisi yang berisiko.

Leave a Reply