1. Calistung itu kemampuan terpenting bagi anak usia dini.
Calistung memang penting bagi anak untuk mempelajari pengetahuan dalam lingkup yang lebih luas. Namun, pada usia dini, kemampuan calistung belum sepenting kemampuan yang lain. Untuk anak usia dini, kemampuan terpenting yang harus dikuasai adalah kemampuan mengelola diri, mampu mengenali kebutuhan, serta mengkomunikasikan dan memenuhi kebutuhan itu dengan cara yang efektif.
2. Tujuan penting pengajaran calistung adalah anak mampu membaca, menulis, dan berhitung.
Tidak. Tujuan terpenting pengajaran calistung adalah anak cinta membaca, menulis, dan berhitung. Oleh karena itu, pengajaran calistung tidak boleh dipaksakan pada anak. Pemaksaan memang membuat anak mampu membaca, menulis, dan berhitung, tapi, seringkali, akibatnya anak jadi benci calistung.
Kemampuan calistung juga bukan sekedar anak bisa membaca, menulis, atau berhitung. Lebih penting bagi anak untuk mengetahui manfaat dari pelajaran calistung dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai seperti orang dewasa jaman sekarang, bisa membaca rambu lalu lintas tapi justru melanggarnya. 🙂
3. Lebih cepat menguasai calistung lebih baik.
Pengajaran calistung lebih cepat seringkali tidak sesuai dengan perkembangan kemampuan anak. Misal, anak usia dini, yang perkembangan kognitifnya masih pada tahap praoperasional konkrit, akan mengalami kesulitan mengikuti pengajaran calistung secara formal dan terstruktur. Pengajaran calistung sebelum waktunya justru membuat kelelahan dan kebosanan pada anak. Poin pentingnya bukanlah lebih cepat menguasai calistung, tapi bagaimana orangtua menstimulasi agar anak siap belajar calistung. Ingat, siap belajar, bukan menguasai calistung.
4.Tempat belajar calistung terbaik adalah sekolah.
Fondasi proses belajar calistung adalah rumah. Stimulasi berbahasa yang baik dari orangtuanya akan menentukan capaian proses belajar calistung di sekolah. Orangtua atau keluarga dapat memberi stimulasi dengan membacakan buku cerita, menceritakan pengalaman sehari-hari, menujukkan atau memajang banyak buku di rumah.
5. Anak harus menghafalkan huruf dan angka sebelum bisa calistung.
Tidak. Huruf dan angka tidak bermakna buat anak usia dini. Tuntutan untuk menghafalkan sesuatu yang tidak bermakna membuat anak enggan melakukannya. Pelajaran calistung bisa diawali dengan menunjukkan hubungan antara benda yang ada di rumah dengan kata dari benda tersebut. Semisal, orangtua menunjukkan topi (benda) dengan tulisan “Topi”. Ketika anak mengetahui “misteri” hubungan benda dengan kata maka anak akan merasa takjub, ingin tahu lebih banyak lagi dan tertarik untuk belajar calistung.
Pingback: Ketahulah 6 Tips Mengajari Anak Calistung Oleh Franka Makarim