Salah kaprah 1: Hubungan atas dasar cinta dan persaudaraan adalah hubungan yang selalu erat, maka tidak perlu berusaha agar tetap berkualitas.
Penjelasan: Kualitas dalam hubungan apa pun, seperti: persaudaraan, pekerjaan, maupun pertemanan perlu dijaga dengan cara berinteraksi dengan baik. Misalnya, penting untuk memperhatikan kuantitas pertemuan, saling menghormati (misalnya: mempraktikkan ucapan “tolong” dan “terima kasih”), saling mengapresiasi, mengkritik tanpa melemahkan, serta berkonflik dengan sehat.
Salah kaprah 2: Untuk menjaga perasaan satu sama lain dalam keluarga, kita perlu memendam dan bersabar dengan apa yang kita rasakan. Kalau dekat, pasti akan saling tahu, tanpa perlu dibicarakan.
Penjelasan: Konflik dalam semua hubungan membutuhkan penyelesaian dengan cara yang baik dan waktu yang tepat. Bagaimana dan kapan kita menyelesaikan konflik akan menjadi pengalaman yang berarti untuk anak.
Salah Kaprah 3: Keluarga besar tidak perlu terlalu dekat dengan anak-anak kita, nanti mereka ikut campur urusan rumah tangga.
Penjelasan: Konflik dengan keluarga besar biasa terjadi karena adanya perbedaan cara & keinginan untuk mendapatkan peran dalam mengasuh cucu/keponakannya. Sepakati tujuan, komunikasikan dengan baik, dan berikan peran yang tepat untuk masing-masing pihak. Perbedaan pandangan dalam pengasuhan akan selalu ada, masukan perlu diapresiasi dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan keluarga.
Salah Kaprah 4: Dalam keluarga perlu ada pembagian peran sebagai “Si Galak” dan “Si Baik“ saat berinteraksi dengan anak.
Penjelasan: Konsistensi adalah kunci dari keberhasilan penumbuhan disiplin. Anak perlu paham bahwa kesepakatan/aturan dibuat untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan kepentingan bersama. Disiplin diri berlaku dalam situasi apa pun meski ayah dan ibunya tidak hadir pada situasi tertentu.