1. Sensitif terhadap kebutuhan anak
Orangtua mungkin membutuhkan waktu lebih banyak dengan 1 anak dibanding dengan yang lain, begitu pun sebaliknya. Dengan anak yang sama pun ada periode di mana anak membutuhkan waktu lebih banyak dengan orangtuanya dibanding dengan anak lain. Setiap anak unik dan begitu pun hubungan dengan orangtuanya. Rasa kangen, pikiran, atau pertanyaan yang muncul tiba-tiba sebenarnya mengingatkan kita untuk memprioritaskan anak.
2. Sensitif terhadap kebutuhan diri sendiri, misalnya: kelelahan
Kondisi fisik dan emosi sangat berpengaruh pada bagaimana kita menjalani hari-hari bersama anak maupun anggota keluarga lain. Pastikan kita tahu kapan kita lelah dan butuh istirahat. Komunikasikan dengan orang terdekat tentang kebutuhan kita, misalnya: bergantian melakukan kewajiban setiap hari dan bergiliran beristirahat, menyediakan waktu bersosialisasi, dan lain-lain.
3. Kualitas dan kuantitas waktu
Kualitas hubungan tidak akan tercapai tanpa kuantitas interaksi yang cukup. Interaksi ini menjadi jauh lebih penting dalam hubungan orangtua dan anak. Setiap tahap perkembangan punya tantangan berbeda misal anak usia 0-2 tahun sedang dalam tahap membangun keterikatan dengan orang lain di dunianya yang baru. Anak juga butuh interaksi dengan orang dewasa, teman sebaya, lebih tua, dan lebih muda
4. Tip Mengukur Waktu,
Berikut panduan pertanyaan untuk mengukur waktu:
– Aktivitas apa yang dianggap penting & mendesak?
– Berapa banyak waktu tersisa?
– Berapa lama waktu yang sengaja dihabiskan bersama anak?
– Berapa lama online di dunia digital?
– Berapa banyak untuk hal lain: keluarga besar, teman, pekerjaan, hobi, dan diri sendiri?
– Terus mempertanyakan hal ini dapat membantu berefleksi apakah dalam keseharian telah memprioritaskan keluarga.