Power Struggle: Dilihat dari sisi anak
Power struggles atau “adu kekuatan” dalam mengambil kontrol merupakan hal yang wajar terjadi pada anak usia prasekolah. Pada masa ini anak belajar mengenai perasaan, cara berpikir dan keinginan yang berbeda dengan orang dewasa. Anak mengalami perkembangan secara kognitif yang diiringi dengan perubahan perilaku.
Ketika orangtua merasa frustrasi akan hal ini, perlu diingat bahwa anak akan terus bereksplorasi untuk belajar dan berkembang. Mencoba melanggar batasan orang tua juga merupakan bagian dari eksplorasi anak.
Ketika anak menunjukkan perilaku negatif, orangtua harus memikirkan dan memilih respon seperti apa yang tepat untuk anak. Sikap konsisten yang ditunjukkan orangtua akan menghentikan hubungan antara perilaku negatif dan keinginan mereka untuk menunjukkan “kekuatannya”.
Power Struggle: Dilihat dari sisi orang tua
Perasaan ingin berkuasa atau lebih kuat adalah kebutuhan dasar emosi yang penting bagi manusia. Ketika power struggle terjadi, orangtua merasa perlu menunjukkan “kekuatan”nya, karens pengarus pola asih masa lalu dan kekhawatiran memanjakan anak serta ini anak tumbuh menjadi anak yang penurut. Padahal ketika orangtua meningkatkan respon emosinya, secara tidak langsung orangtua telah menunjukkan bahwa ia lebih kuat dan berkuasa dan secara natural anak akan semakin merasa perlu untuk melakukan ‘adu kuat’. Untuk mengendalikan emosinya, orangtua harus mengenali emosi diri sendiri dan belajar untuk berespon dengan tepat. Emosi diri meliputi rasa marah, rasa bersalah, ingin mendapat pujian/pengakuan dan konformitas/rasa nggak enakkan.