Salah Kaprah Seputar Calistung

1. Salah kaprah: Sejak usia dini anak sudah harus diajarkan calistung untuk persiapan masuk SD.
Penjelasan: Mengajarkan anak calistung sejak dini sebaiknya tidak ditujukan sekadar untuk “lulus” ujian seleksi masuk sekolah karena banyak tujuan jangka panjang lain yang perlu dicapai oleh anak yaitu gemar membaca, menulis dan berhitung sehingga keterampilan tersebut dapat secara efektif diterapkan oleh anak sebagai bekal untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Salah kaprah 2: Anak harus dibiasakan disiplin belajar dalam hal akademik, agar nanti terbiasa kerja keras
Penjelasan: Disiplin dan kerja keras akan tumbuh jika anak mendapatkan keterampilan ini sesuai tahap perkembangannya, bukan lebih cepat atau lebih lambat. Penting bagi orangtua untuk mengetahui tahap perkembangan anak sehingga orangtua dapat bersikap tepat terhadap kebutuhan anak.
3. Salah kaprah 3: Orangtua merasa lalai dan merasa bersalah apabila tidak memaksa anaknya belajar sejak dini, apalagi bila melihat anak lain bisa melakukan sesuatu yang lebih
Penjelasan: Merasa tidak melakukan lebih banyak dan merasa bersalah adalah hal yang wajar dialami orangtua, begitu juga dengan adanya dorongan untuk berkompetisi. Hal tersebut bukan hal yang buruk selama tetap memperhatikan tahap perkembangan dan kebutuhan anak.
Pastikan kita memiliki kemampuan mengelola emosi yang baik sehingga respon kita terhadap situasi yang berkaitan dengan anak yaitu tetap mendahulukan kepentingan anak, bukan pada kepentingan orangtua.
4. Salah kaprah 4: Salah satu sistem belajar calistung yang banyak diterapkan pada anak adalah latihan calistung berulang dengan lembar kerja dan waktu terbatas agar anak cepat bisa.
Penjelasan: Cara belajar dengan drilling, di mana anak harus menyelesaikan sekian lembar kerja dan apabila tidak selesai akan ditambah lembar baru, untuk sebagian anak menjadi seperti bentuk hukuman. Lembar kerja yang menumpuk akan memaksa anak bekerja lebih banyak lagi. Hal ini tidak efektif untuk mencapai tujuan pengasuhan jangka panjang di mana anak akan bisa belajar mandiri karena dorongan kebutuhan di dalam dirinya, bukan karena takut akan hukuman.
 

Leave a Reply