Bermain merupakan faktor penting dalam kehidupan anak. Dengan bermain anak mengembangkan kemampuan kognitif, sosial emosional dan fisik. Anak dapat terhubung dengan dunia di sekitarnya dan belajar memahami situasi, pengalaman dan harapan mereka ketika bermain. Berikut ini adalah beberapa pandangan umum tentang bermain yang tidak sejalan dengan kebutuhan anak:
Salah kaprah 1: Bermain dengan anak membutuhkan mainan dan lokasi khusus agar menyenangkan.
Penjelasan: Bermain dapat dilakukan secara spontan dan dilakukan di mana saja. Bermain yang dilakukan dengan spontan melatih dan melibatkan kematangan berpikir, kreativitas dan kerjasama yang baik. Bermain spontan misalnya bermain tebak-tebakan benda yang dilihat dalam perjalanan atau bermain tebak gerak tanpa suara.
Salah kaprah 2: Keterlibatan orangtua dalam bermain mengganggu anak.
Penjelasan: Keterlibatan orangtua dalam bermain bersama anak sangatlah penting. Tidak hanya menambah kelekatan hubungan, namun juga mendukung komunikasi yang sehat antara kedua belah pihak. Pada usia dini, bimbingan orangtua dalam mengenalkan alat, cara dan aturan bermain sangat diperlukan. Selain itu pemberian mainan ke anak juga harus sesuai dengan usia dan kebutuhannya. Misalnya anak usia 1.5 tahun tentu tidak diberikan mainan yang memiliki banyak bagian kecil karena beresiko untuk ditelan.
Salah kaprah 3: Bermain sambil belajar artinya tidak belajar sungguh-sungguh.
Penjelasan: Kegiatan dan pengalaman belajar anak pertama kali didapatkan melalui bermain. Bermain melatih kemampuan berpikir, berkomunikasi, bersosialisasi dan mengatasi masalah. Perasaan santai ketika bermain akan memudahkan anak untuk belajar dan memahami materi. Contoh belajar mengenal warna. Dengan bermain menyusun balok berwarna, anak dapat sekaligus mengenali 4-5 macam warna.