Bermain bersama Anak: Manfaat dan Peran Orangtua

Banyak manfaat dari bermain dengan anak, salah satunya hubungan orang tua dan anak akan semakin erat.
Bermain merupakan kebutuhan dasar anak yang harus dipenuhi.  Anak perlu mendapat kesempatan bereksplorasi dan mengembangkan imajinasinya.
Perasaan bebas ketika bermain di taman, berlari-lari mengejar kucing, menyentuh tanaman putri malu, memanjat pohon, bermain ayunan atau kejar-kejaran, merupakan pembelajaran penting bagi perkembangan anak.
Sejak berusia 8 minggu, anak sudah belajar berkomunikasi dengan tersenyum dan tertawa ketika ibu mengajaknya berbicara.  Anak usia 2 tahun akan senang ketika ibu dan ayah mengajaknya menari mengikuti lagu dan gerak  “Aku seorang kapiten” atau  “Head, shoulders, knees and toes”.
Anak berusia 3 tahun sangat menikmati perannya sebagai dokter ketika bermain drama. Pura-pura memeriksa ayahnya yang berperan sebagai pasien, akan membantu anak menambah kosa kata dalam berbahasa.
Anak berusia 5 tahun menunjukkan kegembiraannya ketika ia dan ayah bermain gulat-gulatan.  Sentuhan fisik dan pelukan yang terjadi, selain menambah kedekatan hubungan juga memberikan rasa aman dalam diri anak.
Bermain bersama anak tidak hanya menyenangkan, namun juga merupakan cara atau kesempatan orang tua mengajarkan dan membimbing anak banyak hal.  Ingin tahu, kreatif dan tekun adalah beberapa perilaku bermain yang perlu dipupuk untuk kesuksesan anak dalam bekerja kelak.
Peran orang tua yang diperlukan ketika bermain dengan anak adalah:
1.       Berinteraksi dengan sepenuh hati sepenuh tubuh.  Anak akan merasa penting dan dihargai ketika orang tua
juga menikmati permainan yang dilakukan bersama.  Lakukan kegiatan-kegiatan
sederhana seperti membaca cerita, bermain drama atau menari.  Mencoba melakukan
kegiatan yang tidak berstruktur dan dilakukan spontan juga akan sangat menyenangkan.
2.       Menciptakan lingkungan bermain yang aman bagi anak.  Tidak hanya tempat yang ramah
anak, namun juga memilih mainan yang tepat sesuai usia anak.  Misalnya anak usia 1
tahun tidak diberikan mainan yang memiliki banyak bagian-bagian kecil yang mudah
tertelan.
3.       Memberikan kesempatan pada anak untuk memimpin permainan.  Hal ini akan membantu
memupuk rasa percaya diri dan menguatkan hubungan antara anak dan orang tua.  Dengan
membiarkan anak memimpin permainan, orang tua bisa mengetahui apa yang anak sukai.
4.       Awasi dan ajari anak ketika melakukan permainan fisik, misalnya bermain gulat atau
rough and tumble.  Orang tua perlu membuat aturan dan membatasi anak ketika ia mulai
bermain agresif dan berpotensi menyakiti anak lain.
 

Leave a Reply