Tipe-Tipe Bermain pada Anak. Tipe Mana Anak Anda?

Bermain sering dikatakan merupakan satu kegiatan yang jauh dari belajar.  Tapi bagi anak, bermain adalah belajar.  Banyak manfaat yang anak dapatkan dari bermain, tidak hanya dengan berinteraksi namun juga dari material yang digunakan.  Anak tidak dilahirkan hanya untuk duduk diam, menuruti aturan dan membagi mainannya dengan anak lain.  Lebih dari itu anak perlu bergerak, bereksplorasi dan memahami dunia dengan tubuhnya.
Di bawah ini adalah tipe bermain pada anak:

  1. Social play adalah kegiatan bermain di mana anak berinteraksi dengan anak lain dalam suatu kelompok.  Social play terbagi atas:
    a. Unoccupied play adalah perilaku di mana anak hanya duduk atau berdiri dan tidak bermain dengan benda atau anak lainb. Solitary play adalah anak berada dalam situasi bermain, namun bermain sendiri.  Biasanya bentuk bermain seperti ini terjadi pada anak usia 2 tahun.
    c. Onlooker play adalah perilaku di mana biasanya anak berusia 3 tahun mulai fokus dan tertarik melihat anak lain bermain.
    d.Parallel play adalah kegiatan di mana anak bermain sendiri, namun menggunakan alat dan cara bermain sama dengan anak lain yang bermain didekatnya.  Parallel play adalah tahapan transisi dari bermain sendiri ke bermain secara kelompok.
    e.Associative play adalah ketika anak berinteraksi dengan anak lain dengan mengajukan pertanyaan dan berbagi material, tapi belum bermain bersama.  Biasanya terjadi pada usia 3-4 tahun.
    f. Cooperative play adalah ketika anak secara aktif bermain bersama dalam kelompok
  2. Cognitive play yaitu kegiatan bermain yang merangsang dan membantu cara berpikir anak dengan baik.  Montessory menciptakan banyak alat sensori yang membantu anak dalam belajar dan bersikap mandiri.
  3. Informal atau free play adalah ketika anak bermain bebas melakukan kegiatan-kegiatan yang menarik perhatian mereka.  Kegiatan yang dilakukan spontan akan membantu anak untuk lebih kreatif dan belajar untuk bertanggung jawab.
  4. Outdoor play adalah kegiatan bermain yang dilakukan di luar ruangan.  Bermain di luar melatih kekuatan otot dan koordinasi tubuh.
  5. Socio-dramatic play adalah kegiatan bermain yang melibatkan kegiatan atau kehidupan nyata sehari-hari.  Misalnya bermain masak-masakan.
  6. Fantasy play adalah kegiatan bermain yang melibatkan dunia khayalan dan superheroes.  Misalnya anak memakai baju spiderman dan berakting seperti tokoh tersebut.
  7. Rough and tumble adalah kegiatan bermain seperti kejar-kejaran, gulat, guling-gulingan yang memberikan kesempatan pada anak untuk belajar bagaimana memimpin dan mengikuti, meningkatkan kegiatan fisik dan berinteraksi dengan anak lain dengan cara yang berbeda.
  8. Literacy play adalah kegiatan bermain yang membantu meningkatkan kemampuan membaca dan menulis ketika anak berada dalam sebuah kelompok.

Leave a Reply