Tak sedikit yang berpendapat bahwa TV/gadget memiliki kontribusi besar dalam pembelajaran, salah satunya membantu memperlancar bicara anak. Orangtua meyakini bahwa anak dapat belajar bicara dan mengenal banyak kosakata dari acara TV atau youtube yang sudah dipilih. Dan karena materi tontonannya juga sudah dipilih sesuai dengan konten anak, orangtua memberikan waktu anak untuk mengkonsumsi media yang lama. Hal-hal tsb adalah salah kaprah yang sebelumnya telah dibahas di sini.
Di sisi lain, kesibukan, kelelahan dan tidak punya banyak waktu, adalah beberapa pertimbangan mengapa orangtua memilih memberikan gadget/TV pada anak. Hal ini dapat dimengerti namun memerlukan pengelolaan yang lebih baik lagi, terutama mempertimbangkan pengaruhnya pada perkembangan bahasa anak usia dini.
Tak sedikit orangtua yang berasumsi bahwa media elektronik tersebut dianggap sebagai alat yang efektif untuk menstimulasi bicara anak, hal ini karena media-media tersebut mengeluarkan suara, visual dan menawarkan interaksi untuk anak. Padahal penelitian menunjukkan interaksi dan komunikasi yang terjadi antara anak dan orang tualah yang membantu perkembangan bahasa lebih baik dan lebih cepat. Bukan TV maupun gadget.
Pada 5 (lima) tahun pertama kehidupannya, anak harus banyak interaksi dan bicara dengan orang lain. Interaksi dan komunikasi 2 (dua) arah terbukti 6 (enam) kali lebih efektif dibandingkan hanya mendengar percakapan. Lain halnya dengan penggunaan TV/gadget dimana anak hanya berinteraksi 1 (satu) arah saja. Seringkali juga ketika anak menonton TV, tidak didampingi orang tua atau pengasuh karena melakukan hal lain.
TV/gadget bermanfaat jika saat menonton orang tua atau pengasuh berinteraksi 2 (dua) arah dengan anak.