Monolingual atau Bilingual?

Seringkali kita mendengar bahwa anak yang sejak kecil terpapar dengan 2 (dua) bahasa akan mengalami keterlambatan bicara. Bener gak sih?
Saat ini banyak sekali anak yang baru belajar bicara sudah terekspos dengan 2 (dua) atau lebih bahasa yang dicampur.  Dan itu bukan tidak disengaja. Orang tua menciptakan kondisi tersebut dengan keyakinan anak pasti cepat belajarnya.
Penelitian menyebutkan bahwa mempelajari 2 atau lebih bahasa sebaiknya dilakukan sebelum usia 7 tahun.  Idealnya orangtua mengenalkan  dulu bahasa ibu sebagai bahasa dominan yang dipakai untuk berkomunikasi.  Baru setelahnya bahasa kedua bisa diperkenalkan.
Hasil studi lain menyebutkan, anak yang mempelajari 2 (dua) bahasa dalam waktu yang bersamaan tidak membuat anak terlambat bicara.  Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar anak tak mengalami bingung bahasa, yaitu:
1. Konsisten
Ada pembagian peran, misalnya ibu berkomunikasi dengan anak dalam bahasa Inggris dan ayah menggunakan bahasa Indonesia. Pembagian harus dilakukan dengan konsisten dan tidak mencampur aduk kosakata. Contoh: “papa mau eating rice dulu ya!”.  Selain tata bahasanya tidak benar, anak juga akan bingung.
2. Membedakan tempat
Selain pembagian peran, berkomunikasi dengan anak juga harus sesuai tempat.  Misalnya anak berbahasa inggris di sekolah dan berbahasa Indonesia di rumah.
3. Satu aktivitas- satu bahasa
Setiap melakukan suatu kegiatan sebaiknya orang tua menggunakan 1 (satu) bahasa.  Misalnya bermain tebak gambar.  Kalau mau menggunakan bahasa inggris, maka soal, jawaban dan menebaknya juga harus pakai bahasa inggris.
Jadi sebenarnya kalau dilakukan dengan benar dan konsisten, tidak apa-apa kok mengajarkan anak lebih dari 1 (satu) bahasa!  Bahkan salah satu keuntungannya adalah anak yang belajar 2 (dua) bahasa biasanya memiliki kemampuan analisa, sosial dan akademik yang lebih baik dibandingkan anak yang hanya belajar 1 (satu) bahasa.
Selamat belajar!
 

Leave a Reply