4 Hal tentang Cara Bicara dengan Anak Usia Dini

Terkadang bingung melihat seorang ibu bicara seru dengan bayinya. Asyik ngomong sendiri, tertawa, nyanyi-nyanyi dan bahkan curhat. Padahal bicara satu kata saja bayi itu belum bisa.
Apa sih pentingnya bicara sama anak yang belum bisa ngomong? 
Nah… ternyata orangtua yang secara rutin rajin berinteraksi dan mengajak anak bicara sejak bayi hingga usia dini, terbukti memiliki anak yang perkembangan bahasanya lebih baik daripada anak yang jarang diajak ngobrol.
Terus… bagaimana cara ngobrol yang sesuai dengan kebutuhan anak usia dini?
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua, yaitu:
1. Membaca dan membedakan tanda-tanda dari bayi
Suara pertama yang dikenal oleh bayi adalah suara ibunya.  Bayi akan bereaksi ketika ibunya mengajak bicara, bernyanyi atau tertawa. Bayi mempelajari bagaimana orang di sekitarnya berkomunikasi.  Biasakan mengajak bayi bicara, misalnya ketika bayi menunjukkan tanda-tanda tidak nyaman.  Contoh ibu dapat mengatakan “Kenapa nak? Panas ya? Ibu ganti ya bajumu!”
2. Cara bicara
Motherese or parentese adalah cara orang tua (terutama ibu) bicara dengan anak.  Biasanya dilakukan dengan pelan,                               singkat dan banyak pengulangan.
– Kalimatnya pendek dan baku, misalnya hanya terdiri dari 4 kata ketika bicara dengan bayi.
– Kalimatnya mudah dimengerti, karena ibu bicara lebih pelan dibandingkan ketika ia bicara normal dengan orang lain.
– Menggunakan kalimat bertanya dan relevan yaitu karena ibu masih bicara 1(satu) arah, maka ibu harus terus bertanya dan menunggu reaksi anak.  Misalnya “Kamu mau jus lagi?”, “Mama tambah ya jusnya?”, “Enak ya jusnya?”
– Menggunakan kata “itu”, “di sana”, “ini” untuk memberitahu benda dan orang lain.
– Menggunakan kalimat pengulangan “Iya bolanya…bawa bolanya kesini…iya bola biru itu…
3. Berlatih lebih banyak mendengar
Tidak mendominasi percakapan dan mau mendengar apa yang anak katakan, dan sensitif terhadap hal yang tidak terkatakan oleh anak. Hal ini akan membantu anak merasa nyaman dan senang berinteraksi dengan orang tuanya.

4. Bereaksi dengan cepat dan tepat pada kebutuhan anak.
Bereaksi dengan tepat berarti orang tua memberikan apa yang dibutuhkan anak saat itu.  Mendengarkan dan berbicara sesuai konteks, melakukan kontak mata dan posisi tubuh yang tepat akan membuat anak merasa dihargai.
Selamat ngobrol dan bersenang-senang 🙂

Leave a Reply