Halo!
Saat awal berdiri, Keluarga Kita fokus pada penyusunan kurikulum pendidikan keluarga. Kemudian lahirlah Kurikulum Keluarga Kita, yang kemudian kami beri nama yang “lebih populer” yaitu Basic Parenting. Materi ini kami niatkan untuk mencakup keseluruhan pengetahuan dan keterampilan dasar pengasuhan, jadi bisa dipelajari dan diterapkan oleh orangtua dengan anak usia 0-18 tahun.
Dalam perjalanannya muncul kebutuhan baru, yaitu menyusun kurikulum lanjutan dengan cakupan isu-isu khas remaja. Jadi meskipun Basic Parenting bisa diterapkan sampai anak usia remaja, kemudian kami menyusun materi baru yaitu Parenting Teenagers. Salah satu tantangan terbesarnya adalah kami harus memilih isu yang dibahas di modul ini, karena tentu tidak bisa semua masalah remaja dibahas di sini (akan berat sekali modulnya!). Tapi kami pastikan bahwa isu yang kami pilih akan jadi modal yang kuat untuk menghadapi isu-isu lainnya.
Proses penyusunan modul berjalan sekitar kurang lebih 1 tahun, dan terus diperbaiki sambil modulnya dilatihkan dan dipraktikkan. Salah satu alat belajar dalam seri pengasuhan remaja ini adalah mini fragmen, yang selalu kami percaya menjadi konten yang efektif untuk membantu orangtua belajar. Kekuatan cerita membantu kita berefleksi tanpa menggurui. Maka setelah modulnya selesai, mini fragmen diproduksi, dan siap dijalankan dalam sesi-sesi berbagi cerita yang dimotori oleh Relawan Keluarga Kita (Rangkul).
Kami tidak sendiri, tentu ada banyak pihak yang membantu terwujudnya materi ini. Wardah sejak lama telah mendukung banyak program pendidikan, kami sangat beruntung menjadi salah satunya karena bekerja di ruang lingkup keluarga yang menjadi salah satu pilar penting dalam pendidikan. Selain Wardah, juga ada Wahana Kreator, yang bukan pertama kami menjadi mitra kami dalam penyusunan cerita, kami bersyukur selalu ada teman-teman baik yang tulus membantu dan memiliki cita-cita yang sama untuk pendidikan.
Akhirnya, lahirlah 6 episode materi belajar seri pengasuhan remaja, silakan disimak cuplikannya.
Menghadapi Perubahan Suasana Perasaan yang Cepat dan Tiba-Tiba (Mood Swing) pada Remaja
Pak Fahri dan Bu Fitri bingung dengan perubahan Farhan yang saat ini berusia 13 tahun. Ia menjadi lebih banyak diam, menjawab singkat saat ditanya, dan menunjukkan emosi yang labil. Perubahan suasana perasaan yang cepat dan tiba-tiba, seperti marah, sedih, padahal beberapa waktu sebelumnya tampak biasa saja adalah hal yang wajar dialami anak remaja. Orangtua kerap kebingungan menghadapinya, ingin sekali langsung memarahi dan menasihati, tetapi juga ragu apakah tepat. Jadi, apa yang bisa orangtua lakukan dalam menghadapi situasi ini?
Nerima Remaja Tanpa Drama saat Remaja Ingin Privasi
Pak Fahri dan Bu Fitri baru mengetahui Feby memiliki dua akun media sosial. Saking penasarannya mereka membuka ponsel Feby. Tentu ini membuat Feby marah dan merebut ponselnya kembali. Kebutuhan memiliki privasi akan mulai bertambah saat anak memasuki masa remaja. Hal tersebut anak remaja tunjukkan dengan semakin sedikit bercerita, tidak suka ditanya-tanya, dan lebih suka menghabiskan waktu di kamar. Apakah saat kita memberikan kebutuhan ruang dan waktu untuknya sendiri berarti jadi membolehkan semua tindakannya?
Mendampingi Remaja Menghadapi Tekanan Kelompok Sebaya (Peer Pressure)
Pak Fahri kaget melihat penampilan Feby yang ingin kembaran dengan teman-temannya tapi tidak sesuai ekspektasinya. Sehingga Pak Fahri rela bolak-balik mencari yang sesuai dengan kriteria yang disepakati. Fenomena ikut-ikutan di masa remaja sering membuat orangtua khawatir, terutama berkait nilai-nilai keluarga yang ditumbuhkan. Bagaimana remaja bisa bertahan dalam tekanan kelompok sebaya dengan tetap memahami batasannya
Menumbuhkan Citra Tubuh yang Positif bagi Remaja
Feby merasa tidak nyaman dan protes saat Bu Fitri berkomentar tentang perubahan tubuh kerabatnya. Ia merasa komentar tersebut akan memengaruhi pikiran dan sikap orang tersebut. Feby dan anak remaja seusianya sering kali merasa khawatir tentang tubuhnya, baik bentuk tubuh, tinggi badan, munculnya jerawat, inilah yang dinamakan dengan citra tubuh. Kekhawatiran ini terjadi karena remaja sering menghadapi tekanan, baik dari media, pertemanan, maupun lingkungan terdekatnya untuk memenuhi standar penampilan yang ada. Lalu, bagaimana cara orangtua agar bisa menumbuhkan citra tubuh yang positif pada anak remaja?
Eksplorasi Minat dan Pilihan Karier Remaja
Feby mulai dikenalkan dengan jurusan kuliah favorit Ayah-Ibunya. Bu Fitri dan Pak Fahri berdebat tentang profesi apa yang bagus untuk Feby, jadi pengacara atau dokter. Memasuki jenjang sekolah menengah anak remaja mulai membayangkan seperti apa kehidupannya setelah sekolah. Mengenali minat adalah modal awal mendampingi anak agar semakin ahli dalam aktivitasnya hingga akhirnya dapat mencapai cita-cita dan mewujudkan aspirasinya. Setelah mengenali minat anak apakah orangtua harus membebaskannya atau mengarahkan kariernya?
Pak Fahri semangat mengajarkan cara membuat api saat Farhan akan berangkat berkemah. Sementara Bu Fitri siap sedia membawakan bekal perlengkapan untuk Farhan. Berbagai perasaan muncul saat melepas anak remaja ikut kegiatan di luar rumah, terpisah beberapa waktu, meski hanya seharian ke luar kota atau menginap beberapa malam di acara sekolah.
Semakin mendekati fase dewasa orangtua pun ragu apakah anak remaja benar-benar sudah siap hidup mandiri. Anak remaja butuh modal dalam beraktivitas dan menghadapi tantangan harian. Kira-kira apa saja, ya, keterampilan hidup yang jadi modal penting agar anak mandiri?
Untuk menonton dan menyimak secara lengkap materi di atas, Anda dapat mengikuti sesi-sesi berbagi cerita yang diinisiasi oleh para Relawan Keluarga Kita (Rangkul) yang tersebar di kota dan kabupaten di berbagai wilayan Indonesia. Kapan sesinya berjalan? Siapa yang bisa dihubungi? Silakan ikuti updatenya di akun instagram @rangkulkeluargakita karena di sana setiap saat diunggah jadwal-jadwal sesi luring maupun daring beserta narahubungnya.
Sampai jumpa di sesi dan selamat menikmati belajar 🙂
Credit tittle
Penulis Skenario: Haditha, Diva Apresya, Rino Sarjono
Penyusun Materi: Yulia Indriati, Tiara Erlita, Ayu Rakhmi
Peninjau Ahli: Najelaa Shihab
Produser Eksekutif: Yulia Indriati & Siti Nur Andini
Pemeran
Ibu: Reni Setyowati, Rangkul Tangerang Selatan
Bapak: Rahmat Hidayat, Rangkul Jakarta Timur
Febi: Ghania Shasmecka Levina
Farhan: Arsyad Abiyatar Gustiputra
Tim Produksi
Sutradara: Wilita Putrinda
Manajer data dan skrip: Elena Zachnas
Kamerawan 1: Fachrurroji
Kamerawan 2: Muhammad Supyan L
Kamerawan 3: Resa Prasetia
Audio: Tidar Putu Karmana
Penata Lampu: Fajri Darmawan
Penata Artistik: Lala
Penata Grafis Umi S Wijaya